11.10.09

Cara Menumbuhkan Empati Pada Anak





Anak-anak usia 2-3 tahun masih egosentris, namun bukan berarti mereka tidak bisa berempati.Coba lakukan 10 cara berikut untuk mengembangkan empati anak Anda:
Bermain Bersama
Di usia 2-3 tahun, anak mulai berminat pada permainan simbolik dan khayalan. Kembangkan imajinasi sedemikian rupa saat bermain bersamanya. Misalnya, Anda bisa berpura-pura sakit dan biarkan si kecil mengurus Anda.
Membantu Tugas Rumahtangga
Anak umur 2 tahun bisa mulai membantu mengerjakan pekerjaan ringanyang bermanfaat di rumah. Bila Anda memujinya, dengan senang hati ia melakukan untuk Anda.
Sikap mau membantu dengan sukarela berkembang dengan sendirinya jika ia terbiasa ringan tangan sedari kecil. Ini adalah awal yang baik baginya untuk memahami pekerjaan orang lain.
Membacakan Cerita
Jadikanlah mendongeng sebagai aktivitas harian Anda bersama si kecil.Membacakan cerita sambil mengobrol hal-hal penting yang terjadi hari itumerupakan kesempatan untuk mengajarinya berempati lewat tokoh cerita.
Belajar Berteman
Bertengkar itu biasa bagi anak balita. Tugas Anda memantau situasi dengan bijak. Kata maupun tindakan mereka memang sangat mementingkan diri sendiri. Inilah saat tepat bagi Anda, dengan lembut dan positif, membagikan gagasan agar mereka mau tulus berbagi dan menikmati sesuatu bersama orang lain.
Menonton TV atau DVD
Program TV atau film kartun yang sudah Anda pilih hati-hati dapat merangsang imajinasi si kecil akan nilai-nilai empati. Pendampingan Anda sekaligus dapat menelurkan aktivitas yang membangun.
Bagaimanapun, dampak negatif TV tidak boleh Anda abaikan.
Berbelanja Hadiah
Ajaklah anak berbelanja dan ikut memilih kado untuk kakak atau temannya. Atau, tolonglah ia membuat sendiri pekerjaan tangan sederhana sebagai hadiah. Katakan bahwa karyanya merupakan suatu pemberian yang tak ternilai harganya untuk diberikan kepada orang lain.
Membicarakan tentang bagaimana kasih sayang Anda terhadap keluarga atau teman akan menumbuhkan pula rasa cinta dan perhatiannya yang tulus pada mereka.
Menjenguk Orang Sakit
Jika penyakit teman atau famili tidak parah atau menular, boleh saja Anda mengajak si kecil ikut menjenguk.
Membawa buah tangan bagi nenek yang sakit, atau memberikan hiburan di saat teman si kecil sakit atau menangis sedih, melibatkan rasa turut prihatin di dalam dadanya. Kelak, ia pun peka atas penderitaan orang yang sedang sakit.
Dekat dengan Allah
Membiasakan si kecil dengan aktivitas keagamaan menumbuhkan kepercayaannya pada Sang Pencipta. Iman yang dibina sedari kecil tak pelak lagi akan memberinya landasan untuk saling mengasihi sesama. Inilah tiang utama yang tak bisa ditawar agar si kecil mampu menumbuhkan kepeduliaannya terhadap orang lain.
Memelihara Hewan atau Tanaman
Memiliki seekor hewan peliharaan berarti harus mampu memberikan rasa nyaman pada anak.
Bagaimana si kecil belajar bertanggung jawab memberi makan dan minum hewan peliharaannya adalah cara untuk belajar mengelola empatinya kelak.
Termasuk hobinya bercocok tanam. Berbicara dengan tanaman, memberinya pupuk dan tak lupa rutin menyiraminya, adalah langkah pembelajaran empati yang bisa diterapkan kepada si kecil.
Tahu Berterimakasih
Tampaknya sepele tapi ajaib sekali makna kata ‘maaf’, ‘terimakasih’ dan ‘tolong’. Membiasakan anak sedari dini mengucapkannya akan membuatnya tumbuh menjadi anak yang kemampuannya memahami orang lain di atas rata-rata. Apalagi jika ditambah dengan kemampuannya mendengarkan. Tentu ia akan menjadi pribadi yang ramah, hangat dan dihornati orang lain.
Jadilah Panutan Anak
Tak peduli si kecil sudah mengerti sepenuhnya atau tidak, namun Anda bisa membagikan berita koran atau TV padanya. Cerita duka anak yang busung lapar, kehilangan orangtua dan rumah saat gempa atau banjir hebat melanda, atau banyaknya teman-teman di negeri ini yang tak dapat sekolah karena tak punya biaya, akan menggugah empatinya. Apalagi jika Anda mengajaknya berbagi mainan atau pakaiannya pada para korban. Tentu, Anda sendiri harus jadi panutan utama baginya.
Anak usia 2-3 tahun mulai mewujudkan tingkah laku dari apa yang mereka amati pada anggota keluarga yang lain. Ia menyimpan ingatan tentang tindakan dan peristiwa yang dilihat dalam benaknya dan mengeluarkannya kembali untuk ditiru di kemudian hari.  Tugas Anda yang utama adalah menjadi model perilaku terbaik bagi si kecil.

Sumber: Effi S. Hidayat (mommygadget.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar